Ahli-ahli sejarah telah berselisih pendapat tentang adakah bundanya s.a.w. yang telah menamakan dia Muhammad ataukah datuknya yang membuat demikian? Dan adakah Nabi s.a.w. telah diberi nama itu pada malam yang ia dizahirkan itu ataukah pada hari yang ke tujuh selepas ia dizahirkan?
Telah diriwayatkan oleh Imam Baihaqi daripada Ibni Hasan An Natukhi bahwa apabila sampai hari yang ke tujuh selepas dizahirkan Nabi s.a.w. maka nindanya, Abdul Muttalib, telah menyembelih binatang-binatang (untuk membuat aqiqah) dan telah menjemput Kaum Quraisy untuk menjamu mereka dan apabila telah selesai jamuan itu maka mereka pun bertanya: "Apakah engkau namakan dia?" Dijawab oleh nindanya: "Aku namakan dia Muhammad (artinya: yang dipuji). Aku berharap Allah Ta'ala memujinya di langit dan makhluk Allah Ta'ala memujinya di bumi."
Dan ada pula ahli sejarah yang mengatakan bahwa nindanya telah menamakan dia Muhammad ialah karena nindanya itu telah bermimpi bahwa satu utas rantai perak telah keluar daripada belakangnya lalu rantai itu telah memanjang sehingga satu hujungnya telah sampai ke langit dan satu hujungnya lagi telah sampai ke bumi dan satu lagi ke timur dan satu lagi ke barat. Kemudian rantai itu telah memendek kembali sehingga menjadi seolah-olah sebuah pohon yang hijau yang pada salah satu daunnya ada cahaya, tiba-tiba orang-orang yang di timur dan orang-orang yang di barat bergantung padanya, lalu ia menceritakan mimpinya itu, dan telah dita'birkan mimpi itu oleh ahli ta’bir mimpi kepada Abdul Muttalib bahwa seorang kanak-kanak akan di zahirkan daripada belakangnya yang akan menjadi ikutan oleh orang-orang timur orang-orang barat, dan akan dipuji oleh penghuni langit dan penghuni bumi. Dan beserta dengan itu maka ibunya telah menceritakan bahwa is telah datangi oleh satu yang datang dan memberitahu kepadanya bahwa, “Apabila engkau menzahirkan budak itu maka hendaklah engkau namakan dia Muhammad".
Telah diriwayatkan oleh Imam Baihaqi daripada Ibni Hasan An Natukhi bahwa apabila sampai hari yang ke tujuh selepas dizahirkan Nabi s.a.w. maka nindanya, Abdul Muttalib, telah menyembelih binatang-binatang (untuk membuat aqiqah) dan telah menjemput Kaum Quraisy untuk menjamu mereka dan apabila telah selesai jamuan itu maka mereka pun bertanya: "Apakah engkau namakan dia?" Dijawab oleh nindanya: "Aku namakan dia Muhammad (artinya: yang dipuji). Aku berharap Allah Ta'ala memujinya di langit dan makhluk Allah Ta'ala memujinya di bumi."
Dan ada pula ahli sejarah yang mengatakan bahwa nindanya telah menamakan dia Muhammad ialah karena nindanya itu telah bermimpi bahwa satu utas rantai perak telah keluar daripada belakangnya lalu rantai itu telah memanjang sehingga satu hujungnya telah sampai ke langit dan satu hujungnya lagi telah sampai ke bumi dan satu lagi ke timur dan satu lagi ke barat. Kemudian rantai itu telah memendek kembali sehingga menjadi seolah-olah sebuah pohon yang hijau yang pada salah satu daunnya ada cahaya, tiba-tiba orang-orang yang di timur dan orang-orang yang di barat bergantung padanya, lalu ia menceritakan mimpinya itu, dan telah dita'birkan mimpi itu oleh ahli ta’bir mimpi kepada Abdul Muttalib bahwa seorang kanak-kanak akan di zahirkan daripada belakangnya yang akan menjadi ikutan oleh orang-orang timur orang-orang barat, dan akan dipuji oleh penghuni langit dan penghuni bumi. Dan beserta dengan itu maka ibunya telah menceritakan bahwa is telah datangi oleh satu yang datang dan memberitahu kepadanya bahwa, “Apabila engkau menzahirkan budak itu maka hendaklah engkau namakan dia Muhammad".